Cara Menghitung Matriks

Cara Menghitung Matriks

- Menghitung Matriks 2x2 dengan matriks 1x1
contoh :
menghitung nilai Vs dan Is
    [Vs]    =   [ A      B  ]  . [  Vr ]
      Is              C      D           Ir
maka,
Vs = Vr . A + Ir . B
  Is = Vr . C + Ir . D


- Menghitung Matriks Invers
contoh :
menghitung nilai Vr dan Ir
    [Vs]    =   [ A      B  ]  . [  Vr ]
      Is              C      D           Ir
 1/(A.D)-(B.C)  .   [D   -B] . [Vs]   =  [Vr]   
                               -C    A      Is           Ir
Setelah dihitung maka akan terbentuk seperti contoh menghitung matriks mencari nilai Vs dan Is


- Menghitung Matriks 2x2 dengan matriks 2x2
contoh :
[A     B] =  [a   b]  .  [ a'  b']      *lebih mudah jika diberi garis horisontal matriks pertama (abcd) dan
 C      D       c   d         c'  d'         garis vertical pada matriks kedua (a'b'c'd')

diperoleh,
[A     B] =  [ab +bc'      ab'+bd']
  C     D       ca' +dc'      cb'+dd'

Cara Merubah Bentuk Polar ke Bentuk Rectangular

Cara Merubah Bentuk Polar ke Bentuk Rectangular

1.   Merubah bentuk polar ke bentuk rectangular
Bentuk polar = b∟a⁰         ,         *keterangan : ∟ (sudut)
Bentuk rectangular = b cos a⁰ + j b sin a⁰
-         Contoh :
Ubahlah bentuk polar 28∟45⁰ ke bentuk rectangular!
Jawab :
28∟45⁰, b∟a
= b cos a⁰ + j b sin a⁰
= 28 cos 45⁰ + j 28 sin 45⁰
= 19,799 + j19,799

2.   Merubah bentuk rectangular ke bentuk polar
Bentuk rectangular = a + j b
Bentuk polar = √a2+btan-1 b/a         ,         *keterangan : ∟ (sudut)
-         Contoh :
Ubahlah bentuk rectangular 19,799 + j19,799 ke bentuk polar!
Jawab :
19,799 + j19,799, a + j b
=  √a2+btan-1 b/a
19,7992+19,799tan-1 19,799/19,799
= 28∟45



Transistor

Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, di mana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya (Wikipedia). Dalam Blog ini hanya menjelaskan transistor BJT (Bipolar Junction Transistor)
BJT ada 2 jenis yaitu NPN dan PNP

Daerah Kerja Transistor


Dengan memandang bahwa BJT merupakan salah satu komponen aktif dan juga memiliki daerah kerja tertentu untuk tujuan terntentu, maka diperlukan pengaturan dalam pemberian arus yang tepat agar transistor dapat bekerja secara optimal sesuai dengan fungsinya.
       Ada tiga cara yang umum untuk memberi arus bias pada transistor, yaitu :
      1. Rangkaian dengan CE (Common Emitter),
      2. Rangkaian dengan CC (Common Collector), dan
      3. Rangkaian dengan CB (Common Base) 

            1. Rangkaian dengan CE (Common Emitter),
Gambar (a) Rangkaian Common Emitter, (b) Karakteristik output, (c) Karakteristik input

2. Rangkaian dengan CC (Common Collector)
Gambar Rangkaian Common Collector

 3. Rangkaian dengan CB (Common Base) 
Gambar (a) Rangkaian Common Emitter, (b) Karakteristik input, (c) Karakteristik output

sumber : materi perkuliahan Elektronika Dasar Teknik Elektro Universitas Diponegoro




Menentukan Kaki Transistor 
Dapat dilihat pada gambar sebagai berikut :
sumber : https://www.instructables.com/answers/Is-there-any-way-to-find-more-info-about-a-tranzis/



Gerbang Logika

Gerbang Logika adalah piranti dua keadaan (mempunyai keluaran keadaan dua), yaitu keluaran nol volt yang menyatakan logika 0 (atau rendah) dan keluaran dengan tegangan tetap yang menyatakan logika 1 (atau tinggi). gerbang logika dapat mempunyai beberapa masukan yang masing2 mempunyai salah satu dari dua keadaan logika yaitu 0 atau 1. Gerbang logika dapat digunakan untuk melakukan fungsi-fungsi khusus, misalnya AND, OR, NOT, NAND, NOR, EX-OR, EX-NOR, dsb. (dikutip dari buku pintar Robotika)

Simbol-simbol gerbang logika :



1. AND
    Misal input A AND B atau dapat ditulis dengan (AB). Output akan menghasilkan nilai HIGH jika kedua input memiliki nilai HIGH sedangkan output akan menghasilkan nilai LOW jika kedua input berbeda dan kedua input sama2 bernilai LOW.

    berikut dibawah adalah tabel kebenarannya :

Input
Output
A
B
X
0
0
0
0
1
0
1
0
0
1
1
1

2. OR
    Misal input A OR B atau dapat ditulis dengan (AB), Output akan menghasilkan nilai HIGH jika kedua input memiliki nilai yang berbeda dan kedua inputnya memiliki nilai HIGH sedangkan output akan menghasilkan nilai LOW jika kedua input sama2 bernilai LOW

berikut dibawah adalah tabel kebenarannya :

Input
Output
A
B
X
0
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1

3. NOT
    Misal input  NOT A, output gerbang logika ini akan menghasilkan output yang berkebalikan dengan inputnya.

berikut dibawah adalah tabel kebenarannya :
Input
Output
0
1
1
0
   

4. NAND
    Misal input  A dan B di NAND kan, hasil output didapat dari dua input yang di AND kan dan kemudian di not kan. gerbang logika ini membantu penggunaan 1 buah gerbang logika saja tanpa AND dan NOT namun hasil outputnya sama.

 berikut dibawah adalah tabel kebenarannya :

Input
Output
A
B
X
0
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0

5. NOR
    Misal input  A dan B di NOR kan, hasil output didapat dari dua input yang di OR kan dan kemudian di not kan. gerbang logika ini membantu penggunaan 1 buah gerbang logika saja tanpa OR dan NOT namun hasil outputnya sama

 berikut dibawah adalah tabel kebenarannya :

Input
Output
A
B
X
0
0
1
0
1
0
1
0
0
1
1
0

6. EX- OR
    Misal input  A dan B di EX-OR kan, berikut dibawah adalah tabel kebenarannya :

Input
Output
A
B
X
0
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0

7. EX-NOR
    Misal input  A dan B di EX-NOR kan, berikut dibawah adalah tabel kebenarannya :

Input
Output
A
B
X
0
0
1
0
1
0
1
0
0
1
1
1

Kategori

Kategori